Perang Salib adalah gerakan umat Kristen di Eropa yang memerangi
umat Muslim di Palestina secara
berulang-ulang mulai abad ke-11 sampai abad ke-13, dengan tujuan untuk merebut Tanah Suci dari kekuasaan kaum Muslim dan
mendirikan gerejadan kerajaan
Latin di Timur. Dinamakan Perang Salib, karena setiap
orang Eropa yang ikut bertempur dalam peperangan memakai tanda salib pada bahu,
lencana dan panji-panji mereka.
Perang Salib pada hakikatnya bukan perang agama,
melainkan perang merebut kekuasaan daerah. Hal ini dibuktikan bahwa tentara
Salib dan tentara Muslim saling bertukar ilmu pengetahuan.
Perang Salib berpengaruh sangat luas terhadap
aspek-aspek politik, ekonomi dan sosial, yang mana beberapa bahkan masih
berpengaruh sampai masa kini. Karena konfilk internal antara kerajaan-kerajaan Kristen dan kekuatan-kekuatan politik,
beberapa ekspedisi Perang Salib (seperti Perang
Salib Keempat) bergeser dari tujuan semulanya dan berakhir dengan dijarahnya
kota-kota Kristen, termasuk ibukota Byzantium, Konstantinopel-kota yang paling maju
dan kaya di benua Eropa saat itu. Perang
Salib Keenamadalah perang salib pertama yang bertolak tanpa restu resmi dari
gereja Katolik, dan menjadi
contoh preseden yang memperbolehkan penguasa lain untuk secara individu
menyerukan perang salib dalam ekspedisi berikutnya ke Tanah Suci. Konflik
internal antara kerajaan-kerajaan Muslim dan kekuatan-kekuatan politik pun
mengakibatkan persekutuan antara satu faksi melawan faksi lainnya seperti
persekutuan antara kekuatan Tentara Salib dengan Kesultanan Rum yang Muslim dalam Perang Salib Kelima.
Saat
Salahudin berkuasa, perang salib sedang berjalan dalam fase kedua dengan
dikuasainya Yerussalem oleh pasukan Salib. Namun pasukan Salib tidak mampu
menaklukan Damaskus dan Kairo. Saat itu terjadi gencatan senjata antara
Salahudin dengan Raja Yerussalem dari pasukan Salib, Guy de Lusignan. Perang
salib yang disebut-sebut sebagai fase ketiga dipicu oleh penyerangan pasukan
Salib terhadap rombongan peziarah muslim dari Damaskus. Penyerangan ini
dipimpin oleh Reginald de Chattilon penguasa kastil di Kerak yang merupakan
bagian dari Kerajaan Yerussalem. Seluruh rombongan kafilah ini dibantai
termasuk saudara perempuan Salahudin. Insiden ini menghancurkan kesepakatan
gencatan senjata antara Damaskus dan Yerussalem. Maret 1187 setelah bulan suci
Ramadhan, Salahudin menyerukan Jihad Qittal. Pasukan muslimin bergerak
menaklukan benteng-benteng pasukan Salib. Puncak kegemilangan Salahudin terjadi
di Perang Hattin. Perang Hattin terjadi di bulan Juli yang kering. Pasukan
muslim dengan jumlah 25000 orang mengepung tentara salib didaerah Hattin yang
menyerupai tanduk. Pasukan muslim terdiri atas 12000 orang pasukan berkuda
(kavaleri) sisanya adalah pasukan jalan kaki (infanteri)./
Di Yerussalem, Salahudin kembali menampilkan kebijakan dan sikap yang adil sebagai pemimpin yang shalih. Mesjid Al-Aqsa dan Mesjid Umar bin Khattab dibersihkan tetapi untuk Gereja Makam Suci tetap dibuka serta umat Kristiani diberikan kebebasan untuk beribadah didalamnya. Salahudin berkata :” Muslim yang baik harus memuliakan tempat ibadah agama lain”. Sangat kontras dengan yang dilakukan para pasukan Salib di awal penaklukan kota Yerussalem (awal perang salib), sejarah mencatat kota Yerussalem digenangi darah dan mayat dari penduduk muslimin yang dibantai. Sikap Salahudin yang pemaaf dan murah hati disertai ketegasan adalah contoh kebaikan bagi seluruh alam yang diperintahkan ajaran Islam. Salahudin Al-Ayubi tidak tinggal di istana megah. Ia justru tinggal di mesjid kecil bernama Al-Khanagah di Dolorossa. Ruangan yang dimilikinya luasnya hanya bisa menampung kurang dari 6 orang.Walaupun sebagai raja besar dan pemenang perang, Salahudin sangat menjunjung tinggi kesederhanaan dan menjauhi kemewahan serta korupsi.
Salahudin berhasil mempertahankan Yerussalem dari serangan musuh besarnya Richard The Lion Heart, Raja Inggris. Richard menyerang dan mengepung Yerussalem Desember 1191 dan Juli 1192. Namun penyerangan-penyerangannya dapat digagalkan oleh Salahudin. Kepada musuhnya pun Salahudin berlaku penuh murah hati. Saat Richard sakit dan terluka, Salahudin menghentikan pertempuran serta mengirimkan hadiah serta tim pengobatan kepada Richard. Richard pun kembali ke Inggris tanpa berhasil mengalahkan Salahudin.
Sepanjang sejarah Yerussalem sebagai kota suci bagi tiga agama, sejak ditaklukan Salahudin, Yerussalem belum pernah jatuh ketangan pihak lain. Baru setelah Perang Dunia I, Yerussalem jatuh ketangan Inggris yang kemudian diserahkan ke tangan Israel. Semasa hidupnya Salahudin lebih banyak tinggal di barak militer bersama para prajuritnya dibandingkan hidup dalam lingkungan istana.
Salahudin wafat 4 Maret 1193 di Damaskus. Para pengurus jenazah sempat terkaget-kaget karena ternyata Salahudin tidak memiliki harta. Ia hanya memiliki selembar kain kafan yang selalu di bawanya dalam setiap perjalanan dan uang senilai 66 dirham nasirian (mata uang Suriah waktu itu). Sampai sekarang Salahudin Al-Ayubi tetap dikenang sebagai pahlawan besar yang penuh sikap murah hati.
Kavaleri
pasukan muslim menunggangi kuda yaman yang gesit dengan pakaian dari katun
ringan (kazaghand) untuk meminimalisir panas terik di padang pasir. Mereka
terorganisir dengan baik, berkomunikasi dengan bahasa arab. Pasukan dibagi
menjadi beberapa skuadron kecil dengan menggunakan taktik hit and run. Pasukan
salib terdiri atas tiga bagian. Bagian depan pasukan adalah pasukan Hospitaler,
bagian tengah adalah batalyon kerajaan yang dipimpin Guy de Lusignan yang juga
membawa Salib besar sebagai lambang kerajaan. Bagian belakang adalah pasukan
ordo Knight Templar yang dipimpin Balian dari Ibelin. Bahasa yang mereka
gunakan bercampur antara bahasa Inggris, Perancis dan beberapa bahasa eropa
lainnya.
Seperti
umumnya tentara Eropa mereka menggunakan baju zirah dari besi yang berat, yang
sebetulnya tidak cocok digunakan di perang padang pasir. Salahudin memanfaatkan
celah-celah ini. Malam harinya pasukan muslimin membakar rumput kering
disekeliling pasukan Salib yang sudah sangat kepanasan dan kehausan. Besok paginya
Salahudin membagikan anak panah tambahan pada pasukan kavalerinya untuk
membabat habis kuda tunggangan musuh. Tanpa kuda dan payah kepanasan, pasukan
salib menjadi jauh berkurang kekuatannya.
Saat
peperangan berlangsung dengan kondisi suhu yang panas hampir semua pasukan
salib tewas. Raja Yerussalem Guy de Lusignan berhasil ditawan sedangkan
Reginald de Chattilon yang pernah membantai khalifah kaum muslimin langsung
dipancung. Kepada Raja Guy, Salahudin memperlakukan dengan baik dan dibebaskan
dengan tebusan beberapa tahun kemudian.
Menuju YerussalemDari Hattin, Salahudin bergerak menuju kota-kota Acre, Beirut dan Sidon untuk dibebaskan. Selanjutnya Salahudin bergerak menuju Yerussalem. Dalam pembebasan kota-kota ataupun benteng Salahudin selalu mengutamakan jalur diplomasi dan penyerahan daripada langsung melakukan penyerbuan militer. Pasukan Salahudin mengepung Kota Yerussalem , pasukan salib di Yerussalem dipimpin oleh Balian dari Obelin. Empat hari kemudian Salahudin menerima penawaran menyerah dari Balian. Yerussalem diserahkan ketangan kaum muslimin. Salahuddin menjamin kebebasan dan keamanan kaum Kristen dan Yahudi. Fragmen ini di abadikan dalam film “Kingdom Of Heaven” besutan sutradara Ridley Scott. Tanggal 27 Rajab 583 Hijriyah atau bertepatan dengan Isra Mi’raj Rasulullah SAW, Salahudin memasuki kota Yerussalem.
Ada
suatu percakapan dalam film Kingdom Of Heaven yang menarik bagi penulis, yang
kurang lebih seperti ini : Balian : ”Saya serahkan kunci kota Yerussalem kepada
anda, tapi anda harus dapat bisa menjamin keselamatan kami, orang-orang
non-muslim” Salahudin: ”Saya akan jamin keselamatan anda” Balian : ” Apa yang
dapat menjamin kami bahwa anda akan menepati janji anda ?” (Balian masih ingat
saat-saat Yerussalem jatuh ke tangan pasukan Salib, banyak penduduk sipil
muslim yang dibantai sampai kota Yerussalem sesak oleh mayat, dan Balian
khawatir Salahudin melakukan hal yang sama ) Salahudin : ” (diam
sejenak..menatap tajam Balian) Saya akan menepati janji, Insya Allah ..saya
adalah Salahudin saya bukan seperti orang-orang anda”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar